Puisi karya Andy Renaldy
Mahasiswa Hukum Tata Negara Islam/ Sem. 1
Tetes hujan yang menghujam deras atap rumahku ini
Terasa sedikit berbeda
Suara rintiknya seolah jadi pemandu
Diantara banyaknya pertanyaan hati
yang terbisik manja di kalbu
Sejenak kuhempaskan tubuh ini ke peraduan
Yang tenaganya kian habis terkikis lelah
Bersama dengan pikiran
Yang tak luput menjadi korban
Akan kejamnya imajinasi masa lalu
Bayang dirimupun seperti menghantui
Yang sekilas datang
Lalu menghilang diantara bilik ingatan
Bagai menyiksa batin
Namun ku yakin itu bukan sekedar sapaan
Kumohon!
Jangan lagi kamu!
Jangan lagi kenangan tentang dirimu!
Hati dan jiwaku pun mulai beradu
Menghempas rasa yang sempat ada
Yang menjelma menjadi tombak peluka lara
Namun sial!
Aku gagal!
Ingatan tentangmu mengharuskanku
kembali untuk membuka mata
Memaksaku bangkit dari peraduan
Lambat laun rasa ini tumbuh menjadi benih nestapa
Akupun hanya bisa terdiam membisu
Teringat nostalgia bersamamu
Yang mungkin kelak akan abadi
Terukir indah di dalam diary hati
Biarlah rasa ini tetap ada
Meski akan sedikit menyiksa
Biarkanlah ia selalu menyemai di setiap sujudku
Menyelip di setiap doaku
Karena indah namamu
Akan selalu abadi di sepertiga malamku
Entahlah!
Mungkin ini karenamu
Karena cintamu
Yang semakin menggoreskan hati ini dengan kata candu
Dan senantiasa terbelenggu akan dirimu
~AA’